Panel Dinding Bambu Anyaman Untai
Daya Tahan Iluminasi dalam Instalasi Luar Ruang yang Inovatif

Kami bangga untuk memperkenalkan proyek penting yang menampilkan QK250 Panel Dinding Bambu Anyaman Untai—paviliun berbentuk kulit telur yang memadukan alam dan rekayasa. Ditugaskan untuk taman seni pesisir di Asia Tenggara, instalasi ini memerlukan panel yang mampu menahan angin yang mengandung garam, hujan monsun, dan paparan sinar UV yang intens. Dengan melengkungkan panel bambu anyaman untai yang sangat padat secara presisi, kami memperoleh geometri organik yang cair sekaligus mempertahankan kekakuan struktural—suatu prestasi yang tidak dapat dicapai dengan kayu konvensional atau material komposit.

Kini memasuki tahun ke-7, paviliun ini menceritakan kisah tentang ketahanan. Gambar close-up memperlihatkan permukaan yang memudar secara halus dan terkelupas di beberapa tempat yang mirip dengan kayu yang lapuk, namun bagian intinya tetap bebas retak dan berfungsi penuh. Patina alami ini, yang terbentuk di bawah terik matahari tropis dan kelembapan rata-rata 85%, menggarisbawahi kemampuan adaptasi material. Tidak seperti alternatif sintetis yang mengalami degradasi secara tidak merata, QK250 Panel-panel tersebut menua secara seragam, butiran-butirannya yang berwarna karamel melunak menjadi rona abu-abu keperakan—sebuah transformasi yang dirayakan oleh kurator taman sebagai “perwujudan keindahan waktu.”

“Tantangannya adalah menyeimbangkan presisi kelengkungan dengan kinerja luar ruangan,” kenang insinyur utama Maria. QK250 panel tidak hanya memenuhi tetapi melampaui harapan, memberikan dampak visual dan kinerja jangka panjang."

Pengunjung sering kali mengira struktur ini terbuat dari baja atau keramik karena lengkungannya yang mulus—sampai mereka menyentuh permukaan bambu yang hangat dan nyaman.

Gambar terlampir adalah Tahun 7.

Sebagai pelopor dalam solusi bangunan ramah lingkungan, kami terus mendorong batasan dengan anyaman bambu—alternatif terbarukan dan kuat untuk material konvensional.